Badan Pom

Fungsi BPOM Dalam Mendorong Pertumbuhan Industri Suplemen Kesehatan Di Wilayah ASEAN

Rabu, 18 Sep 2024

BPOM memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan berkelanjutan industri suplemen kesehatan di kawasan ASEAN. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar, pada acara pembukaan "Health Supplements & Sustainable Growth in ASEAN Conference" yang diadakan di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta pada tanggal 18 September 2024.

Dalam pidatonya, Kepala BPOM menekankan signifikansi industri suplemen kesehatan dalam mendukung kesehatan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. "Industri suplemen kesehatan memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung masyarakat yang lebih sehat di seluruh kawasan," ungkapnya.

Acara ini juga menandai peringatan Ulang Tahun ke-20 dari Traditional and Health Supplements Product Working Group (THMS PWG), yang selama dua dekade terakhir telah berkontribusi signifikan dalam harmonisasi regulasi suplemen kesehatan di seluruh ASEAN. "Upaya harmonisasi ini telah memperkuat kerja sama antar negara anggota ASEAN, mendukung pengembangan industri dengan tetap mengutamakan aspek keamanan, kualitas, dan keberlanjutan," tambah Kepala BPOM.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh ASEAN Alliance of Health Supplement Association (AAHSA) bekerja sama dengan International Alliance of Dietary/Food Supplement Associations (IADSA). AAHSA didirikan pada tahun 2006 untuk berkolaborasi dengan regulator di ASEAN dalam mencapai harmonisasi di bidang suplemen kesehatan serta membangun pasar terpadu yang mendukung daya saing dan investasi global.

Saat ini, AAHSA bersama tujuh asosiasi suplemen kesehatan berkolaborasi dengan otoritas nasional dalam penyusunan peraturan dan kebijakan. AAHSA juga bekerja sama dalam isu-isu regional untuk memastikan akses konsumen terhadap suplemen kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi. Selain itu, AAHSA bertujuan untuk mendukung Agenda Pengembangan Kesehatan ASEAN.

Sementara itu, IADSA adalah asosiasi internasional yang bergerak di bidang suplemen, terdiri dari asosiasi dan perusahaan di seluruh dunia. Lembaga ini memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun dalam regulasi.

Dalam forum ini, para pemimpin industri, pembuat kebijakan, dan ahli berkumpul untuk membahas strategi praktis dalam menyelaraskan kerangka regulasi di ASEAN. Kepala BPOM menekankan bahwa regulasi yang harmonis akan memfasilitasi perdagangan suplemen kesehatan dan menjamin standar keamanan serta kualitas yang baik di seluruh negara anggota ASEAN.

“Diskusi hari ini akan berfokus pada strategi praktis untuk mengharmonisasikan regulasi, sehingga konsumen di seluruh ASEAN dapat merasakan manfaat yang sama dari produk berkualitas tinggi dan aman,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kepala BPOM juga menekankan pentingnya penerapan teknologi dalam regulasi industri suplemen kesehatan. Ia menyatakan bahwa kecerdasan buatan dan pendekatan berbasis data perlu diintegrasikan ke dalam kerangka regulasi untuk memastikan keamanan dan efektivitas produk secara berkelanjutan. “Regulasi harus mampu beradaptasi dengan inovasi teknologi yang terus berkembang dan membantu kita dalam melakukan pengawasan terhadap industri yang tumbuh pesat ini,” jelasnya.

Indonesia masih bergantung pada impor banyak produk obat dan makanan. Di masa depan, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan ekspor obat, termasuk obat tradisional, suplemen kesehatan, dan kosmetik. Kekayaan sumber daya alam Indonesia menjadi potensi dalam pengembangan obat herbal dan fitofarmaka. Saat ini, terdapat 20 produk fitofarmaka yang siap untuk dikembangkan. Kosmetik juga merupakan produk yang mengalami pertumbuhan pesat dan sangat dibutuhkan di Indonesia.

Mengakhiri sambutannya, Kepala BPOM mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam mendorong industri suplemen kesehatan agar tetap menjadi pilar pembangunan kesehatan masyarakat di kawasan ASEAN.

“Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, suplemen kesehatan menjadi elemen penting dalam mempercepat pemulihan dari penyakit. Kolaborasi antara peneliti di berbagai negara anggota ASEAN sangat diperlukan untuk memperkaya produk obat, termasuk obat tradisional, suplemen kesehatan, dan jamu yang berkualitas serta berteknologi tinggi,” pungkasnya.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar