Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji

Lima Fakta Terbaru Mengenai Kecelakaan Pesawat Jeju Air Yang Terjadi Di Korea Selatan

Rabu, 01 Jan 2025

Kecelakaan pesawat Jeju Air yang mengakibatkan 179 korban jiwa pada hari Minggu (29/12) di Muan, Korea Selatan, masih menjadi perhatian global. Tim penyelidik terus melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab dari tragedi ini.

Berikut adalah fakta-fakta terkini mengenai kecelakaan pesawat Jeju Air:

1. Menara pengawas peringatkan bird strike sebelum tragedi

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan menginformasikan bahwa peringatan tersebut dikeluarkan pada pukul 08.57 waktu setempat. 

"Ketika pesawat berusaha untuk mendarat di landasan pacu nomor 1, menara pengawas memberikan peringatan mengenai tabrakan dengan burung, dan pilot segera mengumumkan keadaan darurat," demikian keterangan kementerian yang dikutip oleh Yonhap pada hari Minggu (29/12).

2. Pilot sempat kirim sinyal mayday

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi menginformasikan bahwa pilot Jeju Air sempat mengeluarkan panggilan darurat atau mayday setelah menerima sinyal mengenai terjangan burung.

Panggilan mayday tersebut dikeluarkan dua menit setelah peringatan mengenai bird strike, tepatnya pada pukul 08.59.

Menurut keterangan kementerian, setelah menerima panggilan darurat, menara pengawas segera memberikan izin kepada pilot untuk melakukan pendaratan ke arah yang berlawanan di landasan pacu.

Pada pukul 09.00, pilot Jeju Air berhasil mendaratkan pesawat di bandara, namun proses pendaratan tidak berjalan lancar karena roda pendaratan tidak terbuka.

Pesawat tersebut akhirnya melintasi landasan pacu dan menabrak beton di dekat pagar bandara, yang mengakibatkan ledakan besar.

3. CEO Jeju Air minta maaf

CEO maskapai Jeju Air asal Korea Selatan, Kim E Bae, menyampaikan permohonan maafnya dengan membungkuk sebagai ungkapan rasa penyesalan atas kecelakaan pesawat yang mengakibatkan 179 orang kehilangan nyawa.

Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada hari Minggu, Kim mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya seluruh penumpang serta empat anggota awak kabin dalam insiden tragis tersebut.

Kami mengungkapkan rasa duka cita dan permohonan maaf yang tulus kepada para korban serta keluarga mereka," ujar Kim, sebagaimana dilaporkan oleh Yonhap.

Kim menyatakan bahwa saat ini penyebab dari kecelakaan pesawat Boeing 737-800 tersebut belum dapat dipastikan. Ia meminta agar masyarakat bersabar menunggu hasil penyelidikan yang sedang dilakukan oleh pemerintah.

4. Korsel berkabung 7 hari

Pelaksana Tugas Presiden Korea Selatan, Choi Sang Mok, mengumumkan periode berkabung nasional selama tujuh hari sebagai respons terhadap kecelakaan pesawat yang terjadi. 

Masa berkabung ini dimulai dari hari Minggu hingga Sabtu (4/1). 

"Kami menyampaikan rasa duka dan simpati yang mendalam kepada keluarga para korban dalam tragedi yang tidak terduga ini," ungkap Choi pada hari Minggu (29/12) sebagaimana dilaporkan oleh Yonhap. 

Choi juga menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus yang memerlukan dukungan dari pemerintah.

Kami akan menyediakan semua dukungan yang diperlukan untuk proses pemulihan, membantu keluarga para korban, serta memberikan perawatan medis kepada mereka yang mengalami luka, ungkapnya.

5. Pengamat duga kecelakaan tak cuma karena bird strike

Sejumlah analis berpendapat bahwa kecelakaan pesawat Jeju Air tidak mungkin hanya disebabkan oleh serangan burung. Para ahli mencurigai adanya kerusakan mekanis yang mengakibatkan kecelakaan yang fatal tersebut.

Sonya Brown, seorang dosen senior di bidang desain ruang angkasa di Universitas New South Wales, menyatakan bahwa serangan burung pada umumnya tidak akan menyebabkan kecelakaan fatal seperti yang dialami oleh Jeju Air. Ia menjelaskan bahwa jika pesawat terkena serangan burung, masih ada mesin lain yang dapat berfungsi jika salah satunya mengalami kerusakan.

Doug Drury, seorang profesor di Central Queensland University, juga berpendapat bahwa serangan burung tidak mungkin menyebabkan kerusakan total pada mesin pesawat.

"Serangan burung yang mengenai satu mesin tidak akan mengakibatkan kerusakan total pada seluruh mesin. Anda masih dapat menerbangkan pesawat 737 dengan satu mesin," ungkap Drury.

Analis penerbangan independen Alvin Lie menyatakan bahwa meskipun sebuah pesawat mengalami tabrakan dengan burung, konsekuensi terburuk yang mungkin terjadi adalah mesin pesawat mati.

"Apabila seekor burung menabrak salah satu mesin, hal terburuk yang dapat terjadi adalah mesin tersebut berhenti berfungsi. Tabrakan dengan burung tidak akan mengakibatkan roda pendaratan tidak berfungsi atau flap (sirip sayap) tidak dapat diturunkan. Oleh karena itu, pasti ada faktor lain yang menyebabkan insiden ini," jelasnya.

Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Internasional Muan tanpa roda pendaratan. Pesawat tersebut melaju dengan kecepatan tinggi di landasan pacu dan menabrak beton yang terletak dekat pagar bandara.

Kecelakaan ini mengakibatkan 179 dari 181 penumpang, termasuk awak kabin, kehilangan nyawa. Hanya dua orang yang selamat dalam tragedi ini, keduanya adalah anggota awak kabin.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar