Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) meluncurkan "Gerakan Wisata Bersih (GWB)" di Labuan Bajo, NTT. Inisiatif ini merupakan langkah kolaboratif untuk mencapai pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyatakan bahwa Gerakan Wisata Bersih adalah upaya kolektif untuk meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia, menjadikannya lebih aman dan sehat bagi para wisatawan. "Gerakan Wisata Bersih merupakan salah satu dari lima program prioritas Kementerian Pariwisata," ungkap Puspa dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta pada hari Sabtu. Kegiatan Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo dilaksanakan di dua lokasi, yaitu kawasan Marina Waterfront dan Pantai Pede. Aksi bersih-bersih massal ini diikuti oleh 2.000 peserta, yang berhasil mengumpulkan sampah sebanyak 1.080,6 kilogram. Selain kegiatan pembersihan, terdapat juga edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran wisatawan dan masyarakat lokal, serta penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan. Puspa menjelaskan bahwa pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan tercermin dari pilar kesehatan dan kebersihan Indonesia dalam pemeringkatan Travel and Tourism Development Index (TTDI). Meskipun peringkat Indonesia meningkat dari posisi 32 ke 22 dunia pada tahun 2024, pilar kesehatan dan kebersihan masih menunjukkan angka yang rendah, turun dari 89 menjadi 82. Di tingkat Asia, nilai Indonesia juga masih berada di bawah rata-rata negara-negara lain di kawasan tersebut. "Ini menunjukkan bahwa kita perlu memberikan perhatian serius. Kita harus berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang mendunia, serta menjadi destinasi pariwisata terkemuka di dunia dengan kekayaan alam dan budaya yang kita miliki," tegas Puspa. Program ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan daya saing pariwisata Indonesia, khususnya dalam aspek "kesehatan dan kebersihan" yang tercantum dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI). "Kami berharap dengan lokasi-lokasi yang kami pilih, publik semakin menyadari bahwa masalah sampah adalah isu yang sangat serius," ungkap Wakil Menteri Pariwisata. Lebih lanjut, Puspa menekankan pentingnya melanjutkan gerakan ini secara bersamaan, salah satunya melalui penguatan edukasi di kalangan masyarakat. "Ini akan menjadi langkah awal yang baik, diikuti dengan penyediaan fasilitas pendukung yang kami lakukan melalui kerja sama lintas sektor dengan pihak swasta maupun BUMN, seperti yang dilakukan oleh ITDC hari ini yang sangat mengesankan," tambahnya. Direktur Utama ITDC, Ari Respati, menyatakan bahwa gerakan ini merupakan fondasi utama untuk menjaga kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan kesenangan sebuah destinasi. "Kami berharap kegiatan ini bukan hanya yang pertama dan terakhir. Ini adalah awal yang baik dan tentunya bukan sekadar memungut sampah, tetapi kami juga akan berkontribusi dalam pengelolaan sampah ke depannya. Ini adalah isu yang saat ini kami tangani di salah satu daerah pariwisata kami," jelas Ari. Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, memberikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata dan semua pemangku kepentingan yang berkolaborasi untuk mewujudkan harapan akan Labuan Bajo yang bersih. "Tentu saja, kita semua perlu terlibat agar orang-orang merasa nyaman dan betah berkunjung ke tempat kita. Oleh karena itu, kita harus mulai menjaga lingkungan kita. Hari ini, kita memulai dengan budaya baru yang menekankan pentingnya kebersihan," kata Edistasius Edi.